Ibu Hamil Kurang Protein Bisa Sebabkan Masalah Ginjal Bagi Bayi
27 Januari 2023
Foto: Ilustrasi (Canva.com)
KlikDialisis.com - Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di PLOS ONE, para peneliti yang berafiliasi dengan University of Campinas (UNICAMP) di negara bagian São Paulo, Brazil, menemukan bagaimana diet rendah protein yang dilakukan seorang ibu selama kehamilan dapat menyebabkan masalah ginjal pada bayi.
Selain kekurangan berat badan, bayi yang lahir dari ibu yang dietnya kurang protein selama kehamilan cenderung mengalami masalah ginjal akibat perubahan yang terjadi saat organ mereka terbentuk selama tahap perkembangan embrio.
Penyebabnya terjadi masalah pada tingkat molekuler dan kaitannya dengan fenomena epigenetik--perubahan ekspresi gen akibat faktor lingkungan seperti stres, paparan racun atau malnutrisi.
Menurut penulis, antara 10%-13% dari populasi dunia menderita penyakit ginjal kronis, hilangnya fungsi ginjal secara bertahap yang tidak dapat diubah yang berhubungan dengan tekanan darah tinggi dan gangguan kardiovaskular.
Dalam riset tersebut, para peneliti menggambarkan jalur molekuler yang terlibat dalam proliferasi, diferensiasi sel ginjal embrionik dan janin. Mereka memperoleh pengetahuan ini dengan mengurutkan microRNA (sering disebut miRNA) dari keturunan tikus yang diberi diet rendah protein saat hamil. MiRNA adalah RNA non-coding kecil yang mengatur ekspresi gen.
Anggota tim OCRC Patrícia Aline Boer menjelaskan asupan protein yang rendah selama kehamilan cenderung menyebabkan penurunan 28% dalam jumlah nefron keturunan struktur yang menyaring darah di ginjal. Kelebihan nefron yang dihasilkan memiliki beberapa konsekuensi. Dalam kasus tikus dan anak anjing, mereka mengalami hipertensi hanya sepuluh minggu setelah lahir.
"Ginjal yang sehat memiliki sekitar satu juta nefron," ujarnya sebagaimana dikutip dari News Medical Life Sciences, Sabtu (5/6).
Dalam beberapa dekade terakhir, ada banyak penelitian yang menjelaskan tentang hubungan antara kesehatan ibu selama kehamilan dan perkembangan anak. Terutama yang berfokus pada bidang yang dikenal sebagai Developmental Origins of Health and Disease (DOHaD).
Pada manusia, hubungan ini pertama kali diamati setelah Perang Dunia Kedua sebagai akibat dari apa yang dikenal sebagai Hongerwinter. Ketika itu Nazi memblokir pasokan makanan ke Belanda yang membuat banyak orang kelaparan.
Studi ilmiah menunjukkan bahwa bayi yang lahir dari wanita kelaparan saat hamil pada periode ini memiliki berat badan kurang dan mengalami tekanan darah tinggi, perubahan dalam menanggapi stres, masalah jantung, kecenderungan diabetes, dan peningkatan resistensi insulin. (Mustafa)