Kenapa Pasien Cuci Darah Rentan Terkena Hipertensi?
27 Januari 2023
Foto: Ilustrasi (Canva.com)
KlikDialisis.com - Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah salah satu biang keladi dari penyakit gagal ginjal kronik (CKD). Perlu diingat, hipertensi sering disebut sebagai ‘the silent killer’ karena penderitanya tidak mengalami keluhan sehingga tidak tahu kalau dirinya penderita hipertensi. Sialnya, hipertensi sudah menyebabkan penyakit komplikasi dan salah satunya adalah gagal ginjal.
Director & HOD, Dept of Nephrology and Renal Transplant Medicine, Max Vaishali (NephroPlus Dialysis Unit), Neeru P. Aggarwal menjelaskan tekanan darah seseorang sendiri diukur menggunakan dua cara yakni sistolik dimana jantung memompa darah ke seluruh tubuh dan diastolik atau saat jantung beristirahat.
“Dalam kondisi normal, tekanan darah seseorang seharusnya adalah 130/80 mmHg,” kata Max sebagaimana dikutip dari The Indian Express, Rabu (2/6).
Adapun dalam kaitannya dengan gagal ginjal, orang yang menjalani dialisis atau cuci darah lebih rentan terhadap tekanan darah tinggi. Tidak hanya itu, bagi pasien stadium akhir, mereka memiliki faktor risiko darah tinggi lebih besar karena gangguan fungsi barorefleks.
"Tekanan darah dan hipertensi kronis berkontribusi secara signifikan terhadap tingginya insiden penyakit kardiovaskular dan penurunan umur pasien hemodialisis secara nyata,” ujarnya.
Adapun penyebab terjadi tekanan darah tinggi adalah keseimbangan cairan dan tekanan darah berjalan secara bersamaan. Dan ketika ada kelebihan jumlah cairan dalam tubuh, air didorong dari sistem darah seseorang ke jaringan sekitarnya.
Akibatnya dalam kasus pasien gagal ginjal. kelebihan cairan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi serta pembengkakan di pergelangan kaki. Kadang-kadang juga terjadi pembengkakan di paru-paru yang menyebabkan masalah gangguan pernapasan.
Atas dasar itu, orang yang menjalani terapi cuci darah membutuhkan obat tekanan darah untuk memastikan tekanan darah mereka tetap dalam kondisi stabil. Pasien pun harus aktif untuk melakukan konsultasi kepada dokter yang bertanggung jawab demi kesehatannya agar konsumsi obat yang diminum tepat.
Terdapat beberapa cara agar bisa mengontrol tekanan darah pada pasien. Misalnya dengan membatasi minum air, mengurangi asupan garam, olahraga sesuai kemampuan, jika kalian adalah seorang penderita diabetes maka harus mengendalikan gula darah, dan pastikan minum obat rutin sesuai anjuran dokter. (Mustafa)