Membangun Pola Pikir Positif ala Indri Barbie untuk Melawan Penyakit Ginjal

12 Juni 2023

KlikQu – Dalam dunia balapan motor, nama Indri Barbie bukanlah hal asing. Perempuan asal Bandung, Jawa Barat tersebut dikenal memiliki talenta yang sangat luar biasa tatkala menggeber motornya di arena balap Drag Bike. Kelebihan itulah yang membuat indri Barbie berkeliling Indonesia, dari satu kota ke kota lain untuk turun balap untuk jadi yang terbaik.

Namun, siapa sangka pada usia 22 tahun, di masa puncak kariernya sebagai pembalap nasional, Indri Barbie justru diberikan musibah yang sangat luar biasa. Ya, pada saat itulah Indri Barbie divonis terkena Penyakit Ginjal Kronik (PGK). Kondisi itu didapati setelah Indri pulang touring dari Lombok ke Bali.

“Benar-benar tidak ada gejala, kaget, shock karena aku jarang sekali sakit, akupun sangat aktif berolahraga. Bahkan sebagai pembalap aku sangat menjaga pola makan. Divonis gagal ginjal bagaikan disambar petir di siang bolong,” kata Ibe sapaan akrab Indri, dalam bincang-bincangnya bersama KlikQu, Minggu (12/3).

Menurutnya, kondisinya saat itu benar-benar buruk. Bagaikan tidak dikasih kesempatan berpikir apa yang terjadi, Ibe harus menghadapi badannya tidak berdaya. Ia bahkan sempat koma selama delapan hari lamanya di rumah sakit. Setelah bangun, ia mendapati dadanya telah terpasang catheter double lume (CDL) tanda ia harus menjalani proses cuci darah.

Cuci darah, bagi Ibe, bukanlah kata yang enak terdengar. Yang ada di kepalanya hidupnya sudah lagi tidak akan lama. Bayang-bayang kematian begitu dekat dalam pikirnya. Namun, seiring berjalannya waktu Ibe menyadari bahwa mengalah dengan keadaan adalah penghianatan terbesar bagi diri sendiri dan juga sang-Pencipta.

Kenapa? Ibe masih memiliki kesempatan untuk hidup jika ia tidak menyerah dengan keadaan. Mula-mula ia mengubah pola pikirnya bahwa hal mindset positif akan memberikan dampak yang baik pada proses penyembuhannya. Tidak ada yang bisa membantu dirinya jika Ibe tidak mau mencobanya dari dalam dirinya sendiri.

“Kalau mindset kita jelek dan nggak mau berjuang sendiri pertolongan itu nggak akan ada. Kalau mindset bagus, tidak berpikir pendek, mau berjuang itu akan ada jalannya,” ujarnya.

Mindset positif itu dibangun dengan car ajika ia sehat kelak maka ia akan kembali bisa beraktivitas seperti bekerja dan menolong orang yang lebih sakit dari dirinya. Oleh sebab itu, alih-alih terjebak dalam nestapa, Ibe membulatkan tekad untuk berjuang melawannya.

“Daripada aku menggantungkan ke orang lain kenapa nggak aku ubah sendiri dari diri sendiri. Aku mau lebih baik, sehat, dan kuat dari sebelumnya,” lanjutnya.

Di sisi lain, proses hemodialisis atau cuci darah yang selama ini dianggap buruk olehnya nyatanya berbanding terbalik 180 derajat. Ya, Ibe merasakan cuci darah yang adekuat memberikan dampak positif bagi kualitas hidupnya. Ibe selalu merasa lebih baik setelah melakukan cuci darah—baginya tubuh bagaikan di charge dan kembali memiliki semangat.

“Aku stop balapan setelahnya karena aku menjaga cuci darah ini, nggak kerja terlalu keras. Cuma kalau mau main motor gede masih (aku lakukan) karena itu salah satu mood booster buat aku. Selama aku naik motor nggak pernah kerasa sakit bahkan akum akin semangat,” jelasnya.

Kini, mindset atau pola pikir positif yang dilakukan Ibe atas penyakit ginjal kronik membuat kaulitas hidupnya lebih baik. Kabar baiknya, kini ia akan menjalani fase lebih lanjut yakni terapi pengganti ginjal atau trasnplantasi yang akan dilaksanakan pada Mei 2023 mendatang.

Kini bertepatan dengan World Kidney Day tahun 2023, Ibe berpesan pasien tidak sendiri dan teruslah berjuang sampai hidup benar-benar berarti! (ATR)