Serangan Jantung di Pagi Hari Intai Kesehatan Manusia

15 Februari 2023

KlikQu - Bangun di pagi hari merupakan anugerah bagi setiap manusia. Akan tetapi, di balik itu semua terdapat sebuah fakta bahwa banyak kasus serangan jantung terjadi pada pagi hari atau biasa lebih dikenal sebagai morning surge.

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Dr. dr. Amiliana M. Soesanto, Sp.JP(K) menjelaskan pada saat pagi hari atau setelah bangun tidur, tekanan darah akan lebih tinggi dibandingkan dengan waktu lainnya dalam satu hari. Saat bangun tidur, otak dan syaraf akan mengeluarkan pelbagai hormone—salah satunya adalah kortisol, epinefrin, dan norepinefrin.

"Hormon-hormon inilah yang menyebabkan tekanan darah lebih tinggi," kata dr. Amiliana, Sabtu (24/12).

Lebih lanjut, pada pasien dengan penyakit jantung koroner, tekanan darah yang tinggi mendadak saat di pagi hari dapat merusak pembuluh darah jantung dan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah jantung yang berakibat kepada serangan jantung. Oleh karena itu, serangan jantung banyak terjadi saat di pagi hari oleh karena adanya fenomena ini.

Selaras, berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa selain mendapati peningkatan risiko, serangan jantung di pagi hari memiliki daya rusak terhadap jantung dibandingkan waktu lainnya. Adapun rentang waktunya ialah pada pukul enam hingga tengah hari.

Selain dikarenakan meningkatnya tekanan darah, morning surge juga bsia terjadi karena dehidrasi setelah manusia berpuasa selama tidur. Kondisi itu bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti serangan jantung dan kerusakan otak. Tak pandang bulu, morning surge bisa menyerang siapa saja.

Morning surge biasanya terjadi jika rata-rata tekanan darah pada pagi dan malam kurang dari 135 mmHg serta perbedaan tekanan darah pada pagi dan malam sekitar 15-20 mmHg. Adapun ciri-ciri terkena serangan jantung pada pagi hari ialah sakit kepala, dada terasa nyeri, kesemutan di lengan hingga wajah, berkeringat, susah bernapas, sakit perut, dan kehilangan kesadaran.

Oleh karenanya, dr. Amiliana mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menerapkan pola hidup sehat agar dapat menjaga kualitas jantung tetap terjaga. "Menjaga pola hidup dengan mengenali dan mengendalikan faktor risiko kardiovaskular yg kita punya. Berolahraga dan menjaga pola makan bila kita memiliki risiko dislipidemia/diabetes," tutupnya. (ATR)